Memanfaatkan Singkong yang berlimpah

Masyarakat adat Dayak Agabag di Kabupaten Nunukan telah menjadikan konsumsi olahan singkong sebagai bagian tak terpisahkan dari pola makan sehari-hari. Iloi, nama bagi olahan singkong mereka yang mirip dengan Papeda dari sagu di Papua, telah menjadi pilihan utama dalam hidangan mereka. Dengan tekstur yang lengket dan putih, Iloi sering dipadukan dengan berbagai lauk pauk berkuah untuk menjaga agar tidak lengket dan mudah dicerna. Kebiasaan ini telah menjadi warisan turun-temurun, menjadikan tanaman singkong sebagai komoditas yang tersedia hampir di setiap rumah tangga. Namun, melimpahnya pasokan singkong ini tidak sebanding dengan konsumsi lokal, sehingga mendorong masyarakat Desa Melasu Baru di Kecamatan Sebuku untuk mencari solusi yang inovatif.

Melihat potensi besar dari olahan singkong, masyarakat Desa Melasu Baru bersama-sama dengan FAP Agri, merencanakan untuk mengembangkan nilai jualnya. Dengan menjalin kerjasama yang erat, mereka berharap dapat menembus pasar-pasar modern, bahkan menjangkau konsumen di luar daerah. Inisiatif ini bukan hanya sekadar menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga membawa dampak positif bagi kemandirian masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal mereka.

Dalam mendukung upaya pengembangan tersebut, FAP Agri bekerja sama dengan praktisi profesional di bidang pengolahan singkong untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan terpadu kepada masyarakat. Mereka menyadari bahwa pelatihan ini harus mencapai sasaran kemandirian, sehingga masyarakat dapat mengelola potensi singkong secara mandiri di masa depan. Semangat kolaborasi antara pihak swasta, pemerintah, dan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan dalam menjadikan olahan singkong sebagai komoditas yang bernilai.

Dengan penuh semangat, masyarakat Desa Melasu Baru bersama-sama dengan FAP Agri dan praktisi profesional berkomitmen untuk menjadikan olahan singkong sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Mereka percaya bahwa dengan upaya keras dan kerjasama yang solid, singkong dapat menjadi salah satu produk unggulan yang membanggakan daerah mereka, bahkan dapat bersaing di pasar global. Langkah ini tidak hanya membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat adat Dayak Agabag.